Kamis, 21 Oktober 2010

Produk Inovatif bagi konsumen


Perkembangan terus-menerus dalam membuat produk sangat lah baik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Baik menciptakan produk-produk haruslah melihat kebutuhan para konsumen untuk memakai produk tersebut. Maka produsen harus pandai mengembangkan produk mereka agar konsumen tetap setia menggunakan produk tersebut.

Disini saya akan menggunakan produsen dari PT.Unilever Tbk yang selalu menggeluarkan inovasi terbaru dan terus berkembang sehingga pada konsumen tetap setia dan terus bertambah. Beberapa produk yang di buat oleh pihak unilever adalah Blue Band, Pepsodent, Rinso, Molto dll. Dalam tugas konsumen ini saya menggunakan produk buatan unilever yaitu Pepsoden Herbal.

PT. Unilever Tbk selaku produsen pasta gigi membuat iklan layanan masyarakat Pepsodent versi gosok gigi yang berdurasi 1 menit 30 detik. Iklan layanan masyarakat Pepsodent versi gosok gigi merupakan ilkan layanan masyarakat yang berkerja sama dengan Persatuan Dokter GIgi Indonesia (PDGI) mempunyai inti pesan cara menyikat gigi dengan benar dan pesan mengenai pentingnya menggosok gigi. Dari data yang ada di (Pintunet, 2007) menunjukan iklan layanan masyarakat Pepsodent versi gosok gigi mempunyai 4,7 dari total nilai secara keseluruhan. Ini dapat dikatakan iklan layanan masyarakat Pepsodent versi gosok gigi mempunyai nilai di atas rata-rata dilihat dari segi kualitas iklan, manfaat penayangan iklan, bentuk sosialisasinya dan kesesuaian pesan yang disampaikan dengan iklan.

CONTOH IKLAN

http://www.youtube.com/watch?v=zYM2oS5hev8&feature=related

Dalam pemilihan pasta gigi yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dengan banyaknya Pasta gigi yang beredar di masyarakat biasanya mengandung bahan-bahan ilmiah yang diperlukan gigi. Karena itu Pepsodent memperkenalkan pasta gigi baru mereka yang bernama Pepsodent Herbal baru dengan formulasi yang lebih lembut, diperkaya oleh kombinasi bahan alami (ekstrak daun sirih, garam dan jeruk nipis) dan bahan yang diproses secara ilmiah (calcium & fluoride) untuk gigi tetap kuat, gusi tetap sehat, dan mulut tetap segar.

Manfaat bahan herbal yang terkandung dalam Pepsodent Herbal baru antara lain; garam dikenal sebagai bahan alami yang bermanfaat bagi kesehatan mulut. Ekstrak daun sirih sudah dikenal masyarakat sebagai bahan alami anti kuman agar gigi dan mulut tetap sehat. Demikian pula dengan jeruk nipis yang dipercaya dapat membantu memberikan rasa segar pada mulut.

Sangat baik dalam merawat kesehatan gigi dan mulut secara teratur, bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan memiliki kesehatan tubuh seutuhnya dapat meningkatkan kepercayaan diri kita terutama pada saat berinteraksi dengan orang lain.

Inovasi Pepsodent Herbal baru dengan memadukan bahan alami (herbal) dengan bahan ilmiah merupakan salah satu upaya Pepsodent untuk terus menerus konsisten memasyarakatkan misi sosialnya yaitu, meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia agar dapat menikmati kualitas hidup dengan lebih baik..

Produsen produk Pepsodent Herbal sangat memperhatikan dan peduli akan kebutuhan, kesehatan konsumen agar menjadi konsumen yang selalu mempertahankan bahan alami. Dalam iklan dapat dilihat bahwa produk Pepsodent Herbal sangat bermanfaat untuk konsumen yang menginginkan produk alami dalam merawat kesehatan mulut dan giginya. Pepsodent selalu berupaya melakukan berbagai inovasi dalam rangka untuk terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulutnya untuk mendapatkan kualitas kesehatan yang baik sehingga membuat kita mampu menikmati hidup dengan lebih baik dan berkualitas. Dalam segi psikologis masyarakat akan lebih memperhatikan bahan-bahan yang baik untuk diri sendiri sehingga tidak selalu mengkonsumsi produk ilmiah ataupun dari bahan kimia, juga dapat mengingatkan bahwa untuk mengosok dan merawat gigi.

Sumber :

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=5&submit.x=11&submit.y=23&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F2008%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-51403153-8727-pepsodent-chapter1.pdf

http://sentrajakarta.com/index.php?option=com_content&view=article&id=430:merawat-kesehatan-gigi-dan-mulut-dengan-pepsodent-herbal-baru-&catid=50:health&Itemid=71

Veronica Henny K

10507249

4 pA 05

Minggu, 03 Oktober 2010

_Psikologi KonsuMen_



Psikologi konsumen terbentuk diawali pada awal abad 20 dengan penelitian laboratorium terhadap sifat-sifat individual pada iklan. Bidang ini makin meluas pada keinginan dan pilihan konsumen. Penelitian semacam ini bertemu di satu pihak pada penelitian tingkah laku ekonomi dan di lain pihak pada penelitian desain produk. Sekarang psikologi konsumen merupakan bidang besar yang terpisah yang semula merupakan bahan dari psikologi dunia dagang dan industri.

a. Pengertian psikologi konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Psikologi konsumen adalah the study of consumer behavior in a relation environment, dimana pada psikologi konsumen membahas tingkah laku individu sebagai konsumen. Psikologi konsumen merupakan merupakan psikologi ekonomi dalam pengertian mikro.

Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat (Hawkins, Best & Coney, 2001)

Definisi lain dari psikologi konsumen adalah kegiatan bersibuk diri secara luas dimana manusia sebagai konsumen dari barang dan jasa.

Sasaran utama dari psikologi konsumen itu adalah perilaku konsumen, misalnya dengan keadaan dan alasannya seseorang tersebut menentukan pilihannya. Karena sasaran utamanya menjelaskan perilaku maka di samping psikologi konsumen juga digunakan istilah perilaku konsumen.

· Pengertian perilaku konsumen

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…. Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action” (p.3).

Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas” (p.5).

Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaanyang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).

Menurut Engel (dalam Mangkunegara, 2002) mengemukakan bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Loudon dan Bitta (1984) mendefinisikan perilaku konsumen yaitu sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, mempergunakan barang-barang dan jasa. Menurut Peter dan Oslo (dalam Rangkuti, 2002) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan proses dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok dan oraganisasi dalam mendapatkan, menggunakan sesuatu produk sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya.

  • Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Selain itu merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini.
  • Proses Psikologis

Pengolahan informasi manusia, pembelajaran, dan perubahan sikap semua merupakan minat utama dari penelitian konsumen. Sesungguhnya, di sinilah beberapa dari sumbangan terbesar telah dibuat untuk memahami perilaku konsumen.

Dalam Kutipannya (Fandy Tjiptono) menegaskan 3 (tiga) aspek utama dimensi perilaku konsumen, yaitu
1. Tipe Pelanggan, meliputi:

a. Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga, yaitu konsumen yang melakukan pembelian untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, atau keperluan hadiah bagi teman maupun saudara, tanpa bermaksud untuk menjual belikannya. Dengan kata lain, pembelian dilakukan semata-mata untuk keperluan konsumsi sendiri.

b. Konsumen Bisnis (disebut pula konsumen organisasional, konsumen industrial, atau konsumen antara) adalah jenis konsumen yang melakukan pembelian untuk keperluan pemrosesan lebih lanjut, kemudian dijual (produsen); disewakan kepada pihak lain; dijual kepada pihak lain (pedagang); digunakan untuk keperluan sosial dan kepentingan publik (pasar pemerintah dan organisasi). Dengan demikian, tipe konsumen ini meliputi organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba (seperti rumah sakit, sekolah, instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya).

2. Peranan konsumen terdiri atas hal-hal sebagai berikut:

a. User adalah orang yang benar-benar (secara aktual) mengonsumsi atau menggunakan produk atau mendapatkan manfaat dari produk atau jasa yang dibeli.

b. Payer adalah orang yang mendanai atau membiayai pembelian.

c. Buyer adalah orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk dari pasar.

3. Perilaku pelanggan, terdiri atas:

a. Aktivitas mental, seperti menilai kesesuaian merek produk, menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang diperoleh dari iklan, dan mengevaluasi pengalaman actual dari konsumsi produk/jasa.

b. Aktivitas fisik, meliputi mengunjungi toko, membaca panduan konsumen atau katalog, berinteraksi dengan wiraniaga, dan memesan produk.

  • Pengertian Konsumsi

Konsumsi adalah pekerjaan atau kegiatan yang memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang diproduksi atau dibuat oleh produsen. Konsumsi sendiri berasal dari bahasa belanda yaitu consumptie, yang berarti suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.

Konsumsi merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan atau tindakan menghabiskan dan atau mengurangi nilai guna suatu barang atau jasa. Kegiatan konsumsi merupakan tindakan pemuasan atas berbagai jenis tuntutan kebutuhan manusia. Menurut Chaney (2003) konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga dapat di pakai untuk mencirikan dan mengenal mereka, selain (sebagai tambahan) apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Chaney menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telah menjadi (atau sedang menjadi) fokus utama kehidupan sosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih umum dari budaya konsumen.

Menurut Braudrillard (2004), konsumsi adalah sistem yang menjalankan urutan tanda-tanda dan penyatuan kelompok. Jadi konsumsi itu sekaligus sebagai moral (sebuah sistemideologi) dan sistem komunikasi, struktur pertukaran. Dengan konsumsi sebagai moral, maka akan menjadi fungsi sosial yang memiliki organisasi yang terstruktur yang kemudian memaksa mereka mengikuti paksaan sosial yang tak disadari.

Tujuan dari konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan tersebut. Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasi yang memakai, menggunakan, mengurangi atau menghabiskan guna ekonomi suatu benda disebut sebagai konsumen.

Contohnya : Menempati rumah, memakai parfum, menghabiskan makanan.

  • Contoh lainnya adalah pada saat terjadi krisis moneter tahun 1999 orang berlomba-lomba untuk menarik uangnya dari bank dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk mengatasi hal ini pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menaikkan nilai suku bunga bank dengan harapan orang akan tergoda untuk menabungkan kembali uangnya ke bank karena tingkat suku bunga yang besar.
  • Pengertian Konsumtif

Konsumtif (consumtive) adalah perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah. Misalnya: Seorang yang selalu membeli model HP keluaran terbaru karena ikut-ikutan teman, selalu mengikuti perkembangan zaman bukan dikarenakan kebutuhan akan fitur-fitur yang ada pada HP itu sendiri

  • Pengertian Konsumerisme

Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingg ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya.

Konsumerisme itu sendiri merupakan gerakan konsumen (consumer movement) yang mempertanyakan kembali dampak-dampak aktivitas pasar bagi konsumen (akhir). Dalam pengertian lebih luas, istilah konsumerisme, dapat diartikan sebagai gerakan yang memperjuangkan kedudukan yang seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan negara dan gerakan tidak sekadar hanya melingkupi isu kehidupan sehari-hari mengenai produk harga naik atau kualitas buruk, termasuk hak asasi manusia berikut dampaknya bagi konsumer.

Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :

1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.

2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.

3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

Contoh Video :

http://www.youtube.com/watch?v=5Em51Gl0Ob0

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

http://initugasku.wordpress.com/2010/03/03/penentuan-judul-analisis-faktor-perilaku-konsumen-terhadap-keputusa-beli-suatu-merek-im3-toyota/

http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=178

http://elqorni.wordpress.com/2008/05/03/konsumen-dan-kepuasannya/

http://massofa.wordpress.com/2008/02/02/perilaku-konsumen/

Schiffman, L.G. & Kanuk, L.L. (2000). Consumer Behavior 7th edition. USA: Prentice Hall International, Inc.

Winsor, R.D. Social Responsibility, Consumerism, and the Marketing Concept. Loyola Marymount University

Fandy Tjiptono, 2004, Pemasaran Jasa. Bayu Media Malang.

Nama : Veronica Henny K

NPM: 10507249

4 PA 05_ psikologi konsumen